Indonesia Masuk Kategori Sebagai Negara Industri

By admin - 2023-10-04 10:07:08 - in Industrial
Image

Pandangan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto adalah bahwa Indonesia, dalam proporsi ekonominya, dapat dikelompokkan sebagai sebuah negara industri. Alasannya adalah karena sektor industri merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian nasional, menyumbang lebih dari 20 persen.

"Capaian sebesar 20 persen ini sangat signifikan, sehingga Indonesia dapat ditempatkan dalam kategori elit dunia. Dalam aspek nilai tambah manufaktur, Indonesia termasuk dalam 10 besar dunia. Prestasi ini setara dengan Brasil dan Inggris, bahkan melebihi Rusia," ujar Menperin saat memberikan orasi ilmiah dalam Wisuda Universitas Muhammadiyah Malang ke-86 Periode IV tahun 2017.

Sementara itu, berdasarkan persentase tersebut, Indonesia masuk ke dalam kelompok lima negara teratas di dunia yang memiliki kontribusi industri yang cukup besar. Inggris hanya menyumbang sekitar 10 persen, sementara Jepang dan Meksiko berada di bawah Indonesia dengan kontribusi sekitar 19 persen. "Bahkan, kita juga berada di atas Amerika Serikat," tambahnya.

Menurut Airlangga, saat ini dunia sudah menganggap manufaktur sebagai sektor yang sangat penting bagi perekonomian. Hal ini telah disetujui dalam World Economic Forum, yang menyatakan bahwa industri adalah proses yang melibatkan tahap pra-produksi dan pasca-produksi sebagai satu kesatuan. Dengan kata lain, proses industri mencakup aktivitas yang terjadi di dalam dan di luar pabrik.

"Keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan paradigma baru ini, kontribusi industri Indonesia dapat mencapai lebih dari 30 persen. Hal ini semakin menegaskan betapa pentingnya industri bagi ekonomi nasional," tegasnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa kinerja industri kembali mengalahkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun 2017. Ini adalah momen positif yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan, sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memudahkan berusaha. Langkah-langkah ini harus diimplementasikan dengan kolaborasi antara pemangku kepentingan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan industri non-migas tumbuh sebesar 5,49 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,06 persen pada kuartal ketiga tahun 2017. Beberapa sektor industri yang mengalami pertumbuhan tinggi termasuk industri logam dasar dengan pertumbuhan sekitar 10,6 persen, diikuti oleh industri makanan dan minuman sebesar 9,49 persen, industri mesin dan perlengkapan sekitar 6,35 persen, serta industri alat transportasi sekitar 5,63 persen.

Menperin juga menekankan bahwa dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang, potensi industri juga akan menjadi andalan bagi negara-negara lain. Oleh karena itu, ada tiga faktor utama yang menjadi kunci sukses dalam proses industrialisasi, yaitu sumber daya manusia (SDM), modal atau investasi, dan teknologi.

"Peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi adalah salah satu prioritas pemerintah saat ini, terutama setelah pembangunan infrastruktur. Penyiapan SDM yang terampil bertujuan untuk menciptakan dan menyediakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri atau demand driven," paparnya.

Mengingat itu, Menperin memberikan pesan kepada lulusan Universitas Muhammadiyah Malang, yang merupakan generasi muda Indonesia, untuk meningkatkan kompetensinya dengan menguasai bahasa Inggris secara fasih dan memahami konsep statistik dan pemrograman (coding). Ini adalah salah satu persyaratan penting untuk menghadapi era ekonomi digital.

"Bisnis industri e-commerce di Indonesia saat ini mencapai nilai sekitar 12 miliar dolar AS. Peluang ini perlu dimanfaatkan segera. Terlebih lagi, dunia digital saat ini menjadi solusi untuk berbagai sektor, termasuk industri kecil dan menengah," ungkapnya.

Dalam acara tersebut, Menteri Airlangga juga diberi gelar Warga Kehormatan Universitas Muhammadiyah Malang. Pada angkatan ke-86, Universitas Muhammadiyah Malang mewisuda total 1.406 lulusan, termasuk mereka yang menyelesaikan studi Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana.

Indonesia Memiliki Daya Saing Unggul

Selanjutnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menekankan bahwa pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri nasional agar dapat bersaing secara global. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai kebijakan telah diterapkan untuk memberikan kemudahan kepada para investor yang ingin berbisnis di Indonesia.

"Presiden Joko Widodo telah memberikan mandat kepada saya bahwa kita harus meningkatkan daya saing industri Indonesia," katanya. Industri memiliki dampak luas pada ekonomi nasional, seperti peningkatan nilai tambah dari bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.

Menurut Menperin, industri nasional saat ini memiliki posisi yang penting dan tidak bisa diabaikan. Indonesia merupakan produsen utama untuk beberapa produk unggulan yang dikenal secara global. Sebagai contoh, produsen mi instan terbesar di dunia adalah perusahaan Indonesia, yaitu Indofood.

Selain itu, mayoritas produksi mainan boneka merek Barbie, yang telah mendunia, berasal dari Indonesia. Sebagai produsen Barbie terbesar di dunia, Indonesia mengungguli produksi China.

Di sektor otomotif, industri kendaraan di Indonesia juga menunjukkan kinerja yang membanggakan. Kemajuan industri otomotif nasional mendapatkan pengakuan di seluruh dunia. Sebagai contoh, mobil Calya dan Sigra, dari desain hingga produksi, melibatkan putra-putri Indonesia dengan tingkat komponen dalam negeri mencapai 94 persen.

Berkat kemampuannya ini, beberapa produsen otomotif besar dunia seperti Daihatsu dan Toyota telah mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi basis produksi utama mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Selanjutnya, di sektor industri Agro, Indonesia memiliki kekuatan besar dalam industri kelapa sawit dan pulp serta kertas. Indonesia adalah produsen nomor satu di dunia untuk minyak kelapa sawit dan peringkat enam untuk pulp dan kertas. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong untuk meningkatkan nilai tambah dalam industri ini.

Menperin juga menyoroti peningkatan daya saing industri logam dasar di Indonesia, seperti yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, yakni di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Di kabupaten ini, terdapat kawasan industri Morowali yang menjadi pusat industri smelter nikel.

"Dengan sumber daya alam yang kaya akan nikel, kami terus mendorong Morowali untuk melanjutkan program hilirisasi industri pengolahan nikel," katanya. Saat ini, kabupaten ini telah menjadi produsen stainless steel dengan kapasitas dua juta ton pada tahun ini, dan diharapkan akan mencapai tiga juta ton pada tahun mendatang.

Sumber Daya Manusia Sebagai Fondasi Industri Indonesia

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa untuk meningkatkan daya saing Indonesia, sangat penting memperkuat sumber daya manusia (SDM). Presiden Joko Widodo telah menekankan pentingnya ini, sebagai bagian dari upaya mendorong pembangunan yang merata di seluruh negeri.

Untuk meningkatkan kualitas SDM industri, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan dua program, yaitu link and match SMK dan industri serta pelatihan 3in1, yang terinspirasi dari model dual system di Jerman dan Swiss.

Selanjutnya, Menperin menyoroti peran penting perguruan tinggi dalam memperkuat fondasi daya saing Indonesia. Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mencetak generasi yang mampu bersaing dan menjawab tantangan global.

Terkait dengan persiapan Indonesia menghadapi revolusi industri keempat atau Industry 4.0, Menperin mengajak pelaku industri dalam negeri untuk memanfaatkan teknologi terkini dalam produksi mereka. Industry 4.0, yang mengintegrasikan internet dalam proses industri, memiliki potensi besar di Indonesia berkat jumlah pengguna internet dan telepon seluler yang tinggi, jumlah universitas, permintaan domestik, dan kontribusi sektor manufaktur yang signifikan.

Menperin juga menggarisbawahi otomatisasi sebagai elemen penting dari Industry 4.0, yang telah mulai diterapkan di sektor-sektor seperti makanan, otomotif, dan akan berkembang di sektor semen dan permesinan.

Bahkan, pelaku industri kecil dan menengah di Indonesia telah bergabung dalam program e-Smart IKM yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian, yang bertujuan untuk membantu mereka bertransformasi dalam era digital. Program ini melibatkan ribuan pengusaha, dan targetnya mencapai puluhan ribu pengusaha pada tahun berikutnya.

Dengan upaya persiapan ini, Menperin mendorong universitas di Indonesia, termasuk Universitas Muhammadiyah Malang, untuk menjadi pusat inovasi yang mendukung sektor industri. Menteri mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi Tim Robot Universitas Muhammadiyah Malang yang menjuarai kontes robot internasional, dan harapannya adalah prestasi ini akan membangun fondasi untuk pusat inovasi robotik di Indonesia.

Jika Anda pencari kerja, silahkan mampir ke Website kami. Karena beragam lowongan menarik untuk Anda ada disana ya Sobat Karir.

Subscribe for our daily News